Seiring berakhirnya periode pemerintahan Gubernur Anies Baswedan per 16 Oktober 2022, DKI Jakarta akan dipimpin oleh seorang Penjabat Gubernur. DPRD DKI Jakarta telah mengajukan tiga nama kandidat Penjabat Gubernur untuk memimpin dan menjalankan pemerintahan sampai dilantiknya Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta definitif hasil Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2024. Masa kepemimpinan Penjabat Gubernur DKI yang relatif panjangan, membutuhkan perhatian khusus publik terkait pengelolaan pemerintahan sebelum terpilih kepemimpinan definitif. Penting untuk memahami pendapat dan harapan warga DKI Jakarta terkait sosok Penjabat Gubernur DKI Jakarta terutama menghadapi isu-isu terkait Jakarta dalam konteks transisi perpindahan Ibu Kota Negara ke depan.
Metodologi dalam penelitian ini dengan mewawancarai 420 responden terbagi secara proporsional mewakili penduduk DKI Jakarta usia dewasa. Margin of error: +/- 4,7% pada tingkat kepercayaan 95%. Kemudian pengumpulan data dilakukan dari 27 September sampai dengan 3 Oktober 2022, melalui wawancara telepon menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh 20 enumerator.
Dalam temuan survei Algoritma, mayoritas masyarakat puas dengan kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lima tahun terakhir di bawah kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan.
Penilaian terhadap program yang dianggap paling berhasil di mata masyarakat Jakarta adalah pembangunan Stadion JIS dan pembenahan transportasi publik. Sebaliknya, program rumah murah DP 0%, antisipasi banjir dan kemacetan dipandang sebagai program yang tidak berhasil atau gagal.
Selanjutnya harapan publik terhadap langkah politik Anies setelah tidak menjabat Gubernur adalah Anies Baswedan maju sebagai calon Presiden (29%) atau mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur DKI (27,1%) setelah tidak menjabat lagi jadi Gubernur. Namun, terdapat pula sekitar 24,8% masyarakat yang menyarankan agar Anies Baswedan sebaiknya menjadi akademisi.
Kemudian mengenai persepsi dan harapan terhadap Penjabat Gubernur DKI Jakarta. Dalam temuan survei, hanya sepertiga (31,2%) masyarakat Jakarta yang mengetahui perihal tiga nama yang diusulkan oleh DPRD Provinsi DKI Jakarta sebagai calon Penjabat Gubernur yang akan menggantikan Anies Baswedan karena telah habis masa jabatannya pada 16 Oktober 2022.
Harapan publik terhdapa sosok/figur Penjabat Gubernur DKI, secara spontan responden menyebutkan sosok atau figur yang merakyat, tegas, jujur, amanah, dan memiliki kinerja yang baik.
Pengenalan publik terhadap nama-nama Calon Penjabat Gubernur DKI tergolong moderat dan cenderung rendah. Dari tiga nama yang diusulkan DPRD sebagai Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Marullah Matali (Sekda DKI Jakarta) dikenal oleh 31,4% masyarakat disusul Heru Budi Hartono (Kepala Sekretariat Istana Kepresidenan) sebesar 26,7%, dan Bahtiar (Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum
Kemendagri) yang dikenal oleh 20% publik Jakarta.
Selain mengenai Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Algoritma juga melakukan survei terhadap transisi pemindahan Ibu Kota Negara.
Dari ketemuan di atas, dapat dilihat bahwa meskipun ada wacana pemindahan Ibukota ke Kalimantan, masyarakat DKI masih optimis terhadap masa depan Jakarta. Mayoritas masyarakat (87,8%) meyakini bahwa Jakarta masih menjanjikan bagi kehidupan sosial dan ekonomi. Hal ini juga merupakan agenda prioritas penting yang dilakukan oleh Penjabat Gubernur dalam rangka transisi Jakarta.