JAKARTA, KOMPAS — Setelah sepakat untuk mengusung pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak untuk maju di Pemilihan Gubernur Jawa Timur, Koalisi Indonesia Maju pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berencana untuk kembali bergabung di beberapa daerah lain. Sejumlah daerah yang diutamakan adalah Banten, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Namun, langkah itu dinilai tidak mudah diwujudkan karena setiap partai dinilai memiliki kandidat unggulan.
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (9/6/2024), mengakui, Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengupayakan untuk kembali bergabung pada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2024. Kendati hal itu diakui tidak mudah karena konfigurasi politik daerah yang tak selalu sama dengan nasional, KIM tetap memprioritaskan rekan sesama pengusung Prabowo-Gibran pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu itu untuk berkoalisi di daerah-daerah. Jika KIM tak bisa mencapai kesepakatan untuk kembali mengusung calon yang sama di tingkat provinsi, langkah itu akan diupayakan di kabupaten dan kota.
Eddy mengakui, KIM telah mewujudkan rencana tersebut di Jawa Timur. Dari total delapan partai politik (parpol) anggota KIM, lima parpol telah memberikan rekomendasi kepada pasangan petahana, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak, untuk kembali maju di Pilkada Jatim 2024. Kelima parpol itu adalah Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Gerindra, yang seluruhnya mendapatkan kursi di DPRD Jatim berdasarkan hasil Pemilu 2024.
Dengan dukungan kelima parpol tersebut, Khofifah dan Emil sudah memenuhi syarat pencalonan gubernur dan wakil gubernur Jatim. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, parpol atau gabungan parpol pengusung harus memiliki 24 kursi atau 20 persen dari 120 kursi. Sementara gabungan perolehan kursi kelima parpol itu sudah mencapai 53 atau 44,16 persen kursi.
Tak hanya didukung oleh parpol anggota KIM, Khofifah dan Emil juga mendapatkan dukungan dari Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Parpol yang pada Pilpres 2024 lalu mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD itu turut mendukung Khofifah dan Emil meski tak memiliki kursi di DPRD Jatim.
Eddy menambahkan, selain Jatim, pihaknya juga optimistis KIM bisa kembali mengusung kandidat yang sama pada pilgub di sejumlah daerah lain. Bahkan, ada rencana untuk membuat kesepakatan di beberapa daerah di Jawa.
”Sepertinya kalau di Jawa, ini akan ada kesepakatan bersama teman-teman di KIM untuk bisa menjalin koalisi bersama-sama. Semuanya untuk ke pilgub yang ada, seperti di Banten, DKI (Jakarta), Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jatim,” katanya.
Ia mengklaim, di antara parpol dalam KIM sudah hampir menemukan kesamaan soal kandidat yang bakal diusung untuk keempat provinsi dimaksud. ”Yang penting tekad mengusung kandidat bersama-sama dari KIM di pilgub se-Jawa sangat kuat,” ujarnya.
Meski demikian, Eddy tidak menjelaskan apakah sudah ada kesepakatan mengenai kandidat yang bakal diusung pada pilkada Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Catatan Kompas, masih ada perbedaan pandangan antarparpol anggota KIM terkait sosok yang bakal diusung di sejumlah daerah tersebut.
Di Jakarta, misalnya, Gerindra telah memutuskan untuk mendukung Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus mantan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, sejumlah elite parpolnya mendorong Ridwan Kamil agar maju di Pilkada Jabar.
Kalau di Jawa, ini akan ada kesepakatan bersama teman-teman di KIM untuk bisa menjalin koalisi bersama-sama. Semuanya untuk ke pilgub yang ada, seperti di Banten, DKI (Jakarta), Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jatim.
Di Jabar, selain Ridwan Kamil, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Dedi Mulyadi mengklaim bahwa dirinya telah ditetapkan untuk menjadi calon gubernur oleh parpolnya. Di sisi lain, PAN juga mengeluarkan surat rekomendasi untuk Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN yang juga mantan Wali Kota Bogor, Bima Arya, sebagai calon gubernur meskipun belum final.
Tak mudah
Direktur Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana mengatakan, KIM memang telah lama menggaungkan rencana untuk membuat paket koalisi di tingkat nasional dan daerah. Gabungan parpol pengusung Prabowo-Gibran itu pun berupaya mewujudkannya, terutama di Jawa, tempat sejumlah provinsi besar yang memiliki jumlah penduduk terbanyak.
Akan tetapi, menurut Aditya, hal itu tidak mudah diwujudkan. Apalagi, setiap parpol di setiap daerah memiliki petahana atau jagoannya masing-masing. Selain itu, ada pula semangat dari parpol-parpol untuk mengusung kadernya di pilkada, bukan hanya memberikan dukungan kepada kader partai lain.
”Kalau didesak untuk dijadikan satu koalisi (di Jakarta, Banten, Jabar, dan Jateng), tentu itu tidak mudah. Tidak semudah di Jatim,” ujarnya.
Aditya memandang, bergabung di Pilkada Jatim merupakan hal yang relatif mudah bagi KIM. Sebab, Khofifah merupakan kandidat kuat yang hampir tidak memiliki saingan yang sepadan. Oleh karena itu, tak hanya anggota KIM, parpol-parpol lain pun ingin ikut mendukung Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama tersebut.
Ia melanjutkan, upaya untuk menyamakan koalisi di tingkat nasional dengan daerah bakal berkontribusi positif jika dilihat secara kelembagaan. Komunikasi dan jejaring antara pusat dan daerah akan lebih mudah terbangun karena berada dalam satu kubu. Namun, itu tidak berarti bakal mempermudah pengambilan keputusan, karena dalam konteks desentralisasi, kebijakan pusat dengan daerah belum tentu selaras.
Artikel ini telah tayang di kompas Id. Dengan judul “Koalisi pendukung Prabowo-Gibran berencana untuk bekerja sama mengusung calon yang sama dalam pilgub di seluruh Jawa.” di https://www.kompas.id/baca/polhuk/2024/06/09/koalisi-pendukung-prabowo-gibran-targetkan-bergabung-di-pilgub-seluruh-jawa pada tanggal 9 Juni 2024